Peringatan Tahun Baru Hijriyah SD N Muncar 02

Pada hari Sabtu, 17 November 2012 siswa SD Negeri Muncar mengadakan kegiatan Pawai Keliling Kampung dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1434 H. Kegiatan ini diikuti semua siswa, dengan mengenakan busana muslim tampak terpancar keceriaan anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini. Sebagai pengiring pawai adalah kelompok drumband SD N Muncar 02 yang telah beberapa bulan berlatih, tampak para pemain musik drumband terlihat terampil. Cukup membanggakan, karena melalui acara ini, siswa SD N Muncar 02 bisa memamerkan ketrampilan bermain drumband di hadapan warga kampung, yang salah satu diantara warga adalah orang tua siswa.

Acara ini dimulai pukul 08.10 WIB yang di pimpin langsung oleh Kepala Sekolah SD N Muncar 02, Bpk. Jumadi Muhtar, S. Pd. Sebelum memulai pawai, beberapa hikmah peringatan ini di sampaikan oleh Bp. Achmadi, S. Pd.I, yang mana beliau adalah Guru PAI SD N Muncar 02. Dengan rute perjalanan SD N Muncar 02 – Dk. Krajan – Dk. Ledok – Dk. Dukuhsari- SD N Muncar 02, ditempuh dengan 45 menit perjalanan, nampak antusiasme warga untuk menyaksikan kegiatan sekolah ini. Setelah finish, para siswa dipersilahkan istirahat dan Bapak/ Ibu Guru mempersiapkan makanan kecil ( arem-arem) dan air mineral sebagai pelepas dahaga.

 Mudah-mudahan kegiatan semacam ini bisa berlangsung secara berkesinambungan. Salam Pendidikan

Inilah Wajah-Wajah Dokter Kecil Kita

Inilah sosok dokter kecil SD N Muncar 02. Pada tanggal 26 Oktober kemarin, 14 siswa di pilih untuk mewakili SD Negeri Muncar 02 untuk mengikuti sosialisasi Dokter Kecil yang dilaksanakan di SD N Muncar 01. Kegiatan ini sanngat banyak manfaatnya untuk anak-anak, karena anak –anak memiliki dasar untuk mengenal kesehatan sejak dini. Tampak para peserta antusias mengikuti kegiatan yang di adakan oleh Puskesmas Kecamatan susukan Kabupaten Semarang. Sebagai bagian dari kegiatan rutin program promosi kesehatan, khususnya Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), tim Puskesmas Susukan, melaksanakan pelatihan dokter kecil di sebuah SD yang berada dalam wilayah kerjanya. Kegiatan ini telah dilakukan pada hari Jumat, tanggal 26 Oktober 2012, dengan melatih 56 orang murid, dari perwakilan 4  SD Gugus Puntadewa UPTD Pendidikan Kecamatan Susukan.
Menurut keterangan Kepala Puskesmas Susukan  pelatihan dokter kecil, bertujuan untuk membina para siswa sekolah dasar (SD) agar memiliki kemampuan dan kepedulian dalam mempromosikan pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Tim puskesmas yang turut memberikan materi, antara lain: dokter, perawat, perawat gigi, dan sanitarian.
Ada 4 jenis materi pokok yang disampaikan dalam pelatihan tersebut antaralain :
1. Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut :
* Para siswa diajarkan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar
* Sebaiknya melakukan sikat gigi dan menggunakan pasta gigi yang sehat
* Kontrol kesehatan gigi secara rutin, teratur ke poli gigi puskesmas atau rumah sakit.
2. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri :
* Membersihkan badan (mandi) dengan air bersih, minimal 2 kali sehari
* Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi
* Membiasakan mencuci serta membersihkan kuku kaki dan tangan
3. Memelihara Kesehatan Lingkungan :
* Membuang sampah pada tempatnya
* Membersihkan saluran limbah dan halaman pekarangan sekolah
* Mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman yang bergisi plus sehat.
4. Melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K):
* Cara Merawat luka ringan pada diri dan teman-teman sekolah
* Bagaimana membantu siswa yang sedang sakit yang perlu pertolongan segera.
* Berusaha menjaga kesehatan diri sendiri, dengan berolahraga, misalnya senam sehat.
Metode pemberian materi pelatihan, melalui ceramah, tanya jawab dan praktek langsung oleh para siswa. Semoga bisa diterapkan dan dievaluasi kembali dengan baik.

Pengumuman lomba website LPSB BPTIKP

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada tahun ini alhamduliah SD Negeri Muncar 02 kembali meraih prestasi yang patut di banggakan. Setelah bulan September memperoleh Juara 1 Lomba MAPSI se Kec. Susukan, pada bulan ini, SD N Muncar 02  menjadi juara 2  Lomba Website Sekolah kategori Dikdas yang di selenggarakan oleh Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( BPTIKP) yang pelaksanaan final pada tanggal 1 – 2 Oktober 2012 di BPTIKP Jawa Tengah, Jln. Prof. DR. Hamka , Ngaliyan Semarang. Untuk hasil lomba website sekolah jenjang Dikdas klik disini dan jenjang Dikmen .Kepala Sekolah SD Muncar 02 mengatakan “ Ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, meskipun sekolah kami berada di kolaksi perkampungan, namun melalui media website ini, kami bisa memberi gambaran keadaan sekolah kami, dan satu hal yang terpenting, sekoleh ini tengah berusaha merintis PBM berbasis E- Learning, dimana website kami buat dengan memanfaatkan aplikasi gratis yang ada. Semoga terus berprestasi”. Satu tekad untuk kemajuan pendidikan, SD N Muncar 02 berusaha memberi hak siswa akan kebutuhan ilmu dengan media teknologi. Mari turut mencerdaskan bangsa.

EKSKUL DRUM BAND

Setelah melalui proses panjang untuk memiliki seperangkat
alat drum band, akhirnya SD N Muncar 02 bisa memilikinya dengan berbagai usaha.
Begitu alat tersedia, kegiatan latihan pun segera di programkan. Untuk kegiatan latihan, SD N Muncar 02 di latih oleh Bp. Nur Sodiq, beliau
adalah Guru di SD N Dersan Sari 2 Kec. Suruh. Kegiatan latihan perdana di ikuti
oleh siswa kelas VI, para siswa terlihat begitu antusias dalam berlatih. Bukan
hal sulit bagi siswa untuk mengikuti instruksi dari pelatih. Setelah beberapa
kali latihan, mulailah tercipta sebuah iramar ritmis yang meriah dan tegas. Untuk
selanjutnya, kegiatan latihan drum band akan di fokuskan pada siswa kelas III,
IV dan V. Suatu kebanggaan bagi keluarga SD N Muncar 02 jika suatu saat nanti,
sekolah ini bisa memiliki keunggulan baik akademik maupun non akademik,
sehingga siswa yang menuntut ilmu di sekolah ini merasa memiliki sebuah pengalaman
belajar yang mengesankan. Salah satu siswa, Fendi, demikian teman- temannya
biasa memanggil, mengaku senang sekali dengan adanya kegiatan ekstra drumband
ini. Drum band ini juga melatih siswa untuk bersikap disiplin, bekerjasama
dengan teman dan menggali potensi siswa. Selanjutnya, kami keluarga SD N Muncar
02 akan terus berusaha menyediakan media yang dapat menggali bakat dan minat
siswa, yang pada akhirnya akan membantu siswa itu sendiri untuk menemukan
bakatnya. Salam.

Kegiatan Halal Bi Halal

Pada hari Senin (27/08) adalah hari pertama masuk sekolah, setelah masa liburan panjang Idul Fitri 1433 H. Dalam suasana kebersamaan, keluarga SD Negeri Muncar 02 UPTD Pendidikan Kec. Susukan mengadakan acara halal bi halal antara guru dan siswa. Secara sederhana, acara ini di bimbing oleh Guru Agama Islam,  beliau Bp. Achmadi, S. Pd.I. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk memupuk rasa saling memaafkan, kebersamaan dn kerukunan antar warga sekolah.
Dalam acara ini juga Kepala Sekolah SD N Muncar 02 menyampaikan beberapa hikmah halal bi halal, antara lain Halal bi Halal adalah suatu bentuk ungkapan khusus pada waktu dan tempat tertentu sebagai pengganti dari kata Silatur-Rahmi pada kedua hari raya islam yang telah membudaya di beberapa Negara di Asia Tenggara khusnya Indonesia. Jika kita kembali pada sejarah Islam, sejak zaman Rasulullah SAW, sahabat, para tabi’ dan tabi’ tabi’in bahkan hingga saat ini, maka kita tidak akan mendapatkan istilah Halal bi Halal kecuali Silatu Rahim. Meskipun Istilah Halal bi Halal ini berasal dari bahasa Arab yang berarti “Halal dengan yang halal” atau “sama-sama saling menghalalkan” atau kadang pula diartikan dengan “saling maaf memaafkan/saling menghalalkan dosa masing-masing” namun terdapat kerancuan pemahaman di kalangan orang Arab itu sendiri (ashab al-lughah) terhadap penggunaan dan maksud dari istilah ini.
Tidak mengherankan jika orang Arab akan terheran-heran di saat mereka bertanya tentang acara Halal bi Halal yang sedang dirayakan oleh masyarakat Indonesia yang berada di Arab. Mereka pun akan memahaminya setelah mendapatkan penjelasan tentang sebab dan maksud dari perayaan itu dan kadang mendapat sorotan tentang kesalahan penempatan bahasa yang dimaklumi sebagai bahasa atau ungkapan orang yang baru belajar bahasa Arab namun kadang pula mendapat pujian tentang dalamnya hikmah yang terkandung dari ungkapan tersebut.
Uslub (gaya bahasa) dari Halal bi Halal sangat terpengaruh dengan uslub yang terdapat dalam firman Allah SWT, Surah Al-Maidah:45 :
وَ كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيْهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنْفَ بِالأَنْفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ……
“Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata (dibalas) dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qisashnya…”.
Uslub pada ayat ini mengandung makna qishaash (hukum balasan) terhadap orang yang telah dirugikan, dibalas dengan balasan yang sama atau setimpal. Dalam firman-Nya yang lain :
يَاأَيُّهَا الذِيْنَ ءَامَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلىَ اَلْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالأُنْثَى بِالأُنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيْهِ شَيْئٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوْفِ وَأَدَآءٌ اِلَيْهِ بِإِحْسٰنٍ….
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). (QS.Al-Baqarah:178).
Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema’afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.
Pada ayat ini, telah mengisyaratkan akan adanya sifat pemaaf, yang kemudian pada ayat 237 surah Al-Baqarah disebutkan bahwa :
وَ أَنْ تَعْفُوْا أَقـْرَبُ لِلتـَّقـْوَى
“..Dan jika kamu memaafkan, maka hal itu lebih dekat kepada takwa…”
Memaafkan orang lain sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh baginda Rasulullah SAW di awal dakwahnya, bahkan beliau mendoakan mereka yang ingkar dan telah melukainya di saat Jibril as meminta kepadanya untuk memohon balasan atau azab Allah bagi mereka, merupakan suatu kesabaran dan keteguhan hati dalam meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal senada pun akan dijumpai dalam berpuasa pada bulan Ramadhan, dimana dengan berpuasa akan melatih kesabaran dan membentuk keperibadian dalam meraih tujuan utama dari puasa yaitu:
لـَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْن
“…Agar kamu bertakwa” (QS.Al-Baqarah:183)
Sehingga para ulama yang menyebarkan islam di Indonesia, di saat menjawab pertanyaan-pertanyaan orang awam tentang perbedaan Silatur Rahmi pada hari-hari biasa dan pada hari Ied, mereka lebih menyederhanakan perbedaan tersebut dengan Istilah baru yaitu Halal bi Halal, yang dapat berarti bahwa bersilatur rahmi di hari biasa boleh jadi Haram bi Halal atau orang yang menjalin hubungan telah berbuat salah dan dalam keadaan biasa-biasa saja terlebih lagi di Indonesia, ungkapan silatur rahmi lebih diterjemahkan dengan sekedar berziarah. Sedangkan bersilatur rahmi setelah Ied merupakan refleksi dari pembentukkan keperibadian di saat berpuasa sehingga orang yang menjalin dan dijalin silatur rahmi dalam keadaan suci, sadar dan ikhlas untuk memaafkan dan dimaafkan serta memperbaiki hubungan yang telah kusut.
Makna dari Halal bi Halal ini akan lebih bermakna jika puasa yang dilakukan benar-benar sempurna dan mampu meraih tujuan utama dari puasa itu sendiri yaitu meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT. Karena Rasulullah SAW bersabda :
رُبَّ صَائِمٍ لـَيْسَ لَهُ مِنٓ صِيَامِهِ إِلاَّ الـْجُوْع
“Banyak sekali orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar” (HR.Nasai, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan niat dan tujuan dalam berpuasa.
Jika kita ingin melakukan perjalanan ke suatu tempat, mislanya dari Ambon menuju Jakarta, maka niat kita bukan sekedar berangkat ke Jakarta dan tujuan kita bukan semata-mata karena ingin sampai atau tiba di bandara maupun pelabuhan yang ada di Jakarta, melainkan masih banyak tujuan-tujuan utama lainnya yaitu ingin mengagumi kemegahan kota metropolitan, bersilatur rahmi dengan sanak saudara, berbelanja ataupun berekreasi dan bertamasya. Begitu pula halnya dengan berpuasa, dimana niat berpuasa bukan sekedar melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, malu dengan tetangga atau takut dihina. Dan tujuan berpuasa bukan karena ingin sampai dan tiba di pelabuhan idul fitri saja melainkan masih banyak tujuan utama lainnya yang akan menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa.
Kesadaran akan niat dan tujuan inilah yang akan mendukung pelaksanaan puasa guna membentuk keperibadian yang sebelumnya mati rasa menjadi sensitive dalam merasa dan memperoleh banyak bekal lahir maupun batin sebagai tabungan di tempat tujuan. Di saat tiba di pelabuhan Idul Fitri, begitu kaget dan tercengan akan kebesaran, kemegahan dan kemuliaan Allah SWT seraya bertakbir :
أَلله أَكْبَر الله أكْبَر الله أكْبَر وَلِلهِ الْحَمْد
“Maha besar Allah, Maha besar Allah, Maha besar Allah bagi-Mu segala puji”
Pujian yang bukan sekedar lantuman nada melainkan pujian hakiki yang muncul dari dalam diri yang senantiasa akan membuat orang semakin betah dan bergegas mencari sanak saudara untuk bersilatu rahmi.
Kalimat Silatu Rahmi tersusun dari dua kata yaitu Shilah yang berarti “Hubungan” dan Rahmi yang berarti “Kerabat”, “Rahim dimana janin berada” atau “Kasih sayang”. Secara harfiah, Silatu Rahmi berarti “menjalin hubungan tali kekerabatan” atau “menjalin hubungan kasih sayang”. Secara istilah, oleh Al-Maraghi mendefinisikannya dengan menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang merugikan secara sungguh-sungguh karena Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam Surah Ar-Ra’d:21 :
وَالـَّذِيْنَ يَصِلـُوْنَ مَا أَمَرَاللهُ بِهِ أَنْ يُوْصَلَ وَيَخـْشَوْنَ رَبـَّهُمْ وَيَخَافـُوْنَ سُوْءَ الـْحِسَابِ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk”.
As-Shiddiqi dalam Al-Islam, membagi Silatu Rahmi kepada dua bagian, Silatu Rahmi umum dan Silatu Rahmi khusus.
Silatu Rahmi umum yaitu silatu rahmi kepada siapa saja, seagama maupun tidak seagama, kerabat dan bukan kerabat. Di sini kewajiban yang harus dilakukan adalah: menghubungi, mengasihi, berlaku tulus, adil, jujur, berbuat baik dan hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Silatu rahmi ini di sebut juga dengan silatu rahmi kemanusiaan.
Silatu Rahmi khusus yaitu silatu rahmi kepada kerabat dan kepada yang seagama yaitu dengan cara membantunya dengan harta, tenaga, menolong dan menyelesaikan hajatnya, berusaha menolak kemudharatan yang menimpa serta berdoa dan membimbing agamanya.
Dengan bersilatur rahmi, maka akan timbul rasa kasih sayang diantara sesama, dan kasih sayang ini akan menyempurnakan keimanan. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
لاَ تـَدْخُلُوْنَ الـْجَنـَّة حَتـَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنـُوْا حَتـَّى تَحَابُوْا أَوَلاَ أَدُلـُّكـُمْ عَلـَى شـَيْئٍ اِذَا فَعَلـْتـُمُوْهُ تـَحَابَبْتـُمْ أَفـْشُوْا السَّلاَم بَيْنَكـُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian benar-benar beriman, dan kalian tidak akan sampai meraih keimanan dengan benar sampai kalian saling mencintai dan mengasihi diantara sesama, maukah aku tunjukkan suatu perkara apabila kalian laksanakan maka kalian akan saling mencintai dan mengasihi “sebarkanlah salam diantara kalian” (HR.Muslim).
Hadis ini menunjukkan akan pentingnya Silatu Rahmi meskipun dimulai dengan hal yang dianggap remeh dan mudah yaitu dengan mengucapkan salam dan tegur sapa yang akan melahirkan keakraban dan kepedulian terhadap sesama. Meskipun mudah namun kadang sulit untuk diterapkan, padahal Rasulullah SAW bersabda :
أَسْرَعُ الـْخَيْرِ ثـَوَابًا الـْبـِرُّ وَصِلـَةُ الرَّحْم
“Kebaikan yang paling cepat balasannya adalah berbuat kebaikan dan silatu rahmi”
Sungguh agung dan mulia ajaran Islam yang menyeru ummat islam untuk saling kenal mengenal dan menjalin hubungan persaudaraan dan menggalakkan sikap peduli terhadap sesama. Dan islam pun mengunci kuat pintu-pintu konflik dan menutup rapat potensi permusuhan.sebagaimana dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengancam orang-orang yang memutuskan tali silatu rahmi :
لاَ يَدْخُلُ الْجَنـَّة قَاطِعُ رَحْمٍ
“Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali silatu rahmi” (HR.Muslim). Dan :,
مَنْ هَاجَرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَث لـَيَالٍ لَنْ تُقْبَلَ عَمَلَهُمَا حَتَّى يَصْطَلحَا وَخَيْرُهُمَا الْوَاصِل
“Barang siapa yang bertengkar dengan saudaranya melebihi tiga hari maka tidak akan diterima amal keduanya hingga keduanya rujuk kembali dan yang pertama rujuk adalah yang paling baik”
Kesemua itu menunjukkan bahwa amal dan peribadatan seorang hamba tidak akan sempurna tanpa memperbaiki hubungan silatu rahmi. Dengan kata lain, hubungan antara Allah dan seorang hamba (hablun minallah) akan sempurna jika hamba itu menjaga dan menjalin hubungan antar sesama (hablun minannas).
Dengan bersilatur rahmi akan menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT, terutama jika silatu rahmi yang dijalin benar-benar atas dasar saling menghalalkan dosa-dosa/memaafkan masing-masing dengan ikhlas. Maka bekal atau modal yang telah kita peroleh selama bulan ramadhan tidak berkurang, bahkan telah mendapatkan bantuan teman/kerabat yang akan mengantar berbelanja bukan sebatas pada kebutuhan primer seperti shalat wajib dan puasa wajib saja, melainkan mampu memborong barang-barang kebutuhan sekunder dan lux seperti shalat sunnah dan sebagainya. Dan akan menjadi orang yang benar-benar menikmati tamasya dan rekreasi di akherat kelak.
Adanya perbedaan penyebutan antara Silatu Rahmi pada hari biasa dan Ied yang lebih dikenal di Indonesia dengan Halal bi Halal disebabkan pula oleh kemuliaan bulan Ramadhan sebagai penghormatan terhadap keutamaan dan kelebihan, serta bulan Syawal sebagai bulan bertambah dan meningkatnya amal dan bonus atau discount untuk menutupi kekurangan yang ada pada bulan Ramadhan dengan berpuasa selama 6 (enam) hari di bulan syawal. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أتـْبَعَهُ سِتـًّا مِنْ شَوَالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, maka ia telah berpuasa selama satu tahun penuh. (HR.Muslim).
Semoga segala kekurangan amal perbuatan pada bulan Ramadhan dapat tertutupi dan ditingkatkan di bulan Syawal ini dengan Silatu Rahmi ataupun Halal bi Halal serta meningkatkan amal ibadah lainnya demi menyempurnakan keimanan menjadi insan kamil yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT.

UPACARA PERINGATAN HUT RI KE 67

Tujuh belas Agustus Tahun empat lima...itulah hari kemerdekaan kita....hari merdeka..nusa dan bangsa...
suara membahana nyanyian lagu 'Hari Merdeka" telah memeriahkan upacara bendera pagi di sekolah tempatq bekerja, warna cerah merah putih mendominasi lapanganSD NEGERI MUNCAR 02 Kecamatan Susukan, Kab. Semarang. Wajah-wajah cerah anak anak yang dengan semangat menyanyi bersama..bapak ibu guru dan segenap karyawan juga tak kalah semangat, walaupun puasa tetapi tetap semangat.
Hari ini, Jumat, 17 Agustus 2012 tepat bertepatan dengan hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67, perayaan di sekolah kami sangat sederhana. karena bertepatan dengan bulan puasa 1433 H, maka kami hanya mengadakan upacara bendera.
Seluruh siswa mengikuti jalannya upacara dengan penuh khidmad. Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Kepala Sekolah, Bp. Parsono, S. Pd. Kegiatan Upacara Peringatan HUT RI ke 67 ini bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta tanah air setiap siswa dan belajar menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur dalam mencapai kemerdekaan NKRI. Pembina Upacara menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan tugas siswa yaitu belajar, semakin lengkapnya fasilitas penunjang di SDN Muncar 02 yang harus terus dirawat dan digunakan secara maksimal untuk mencapai prestasi. Peringatan kali ini terasa berbeda karena beriringan dengan Hari Raya Idul Fitri. Semoga dengan semangat Proklamasi, di bulan suci ini para siswa dapat meningkatkan iman dan mau berusaha mengisi kemerdekaan dengan belajar. Merdeka

PESATREN KILAT

Susukan, 9 Agustus 2012
SDN Muncar 02 melaksanakan kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan 1433 H, Pesantren kilat Ramadhan ini dalam rangka mengisi kegiatan di bulan Ramadhan 1433 H dan sesuai Program Tahunan SDN Muncar 02, yang diikuti oleh 256 orang siswa dan siswi dari kelas I sampai kelas VI (Enam).
Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah SD Negeri Muncar 02 di jalan Jln. Melati No 17, Ds. Muncar, Kec. Susukan, Kab. Semarang 50777 dari tanggal 6- 8 Agustus 2012. “kegiatan ini wajib diikuti oleh kelas 5 dan 6 yang belum mengikuti pesantren kilat tahun lalu, kalau kelas 5 dan kelas 6 menginap di sekolah sedangkan kelas 3 dan kelas 4 tidak menginap , dimana tujuan menginapnya adalah melatih anak untuk belajar mandiri ” demikian kata bp. Achmadi, S.Pd.I Koordinator Kegiatan Keagamaan SD Negeri Muncar 02.
Kegiatan pesantren kilat anak-anak menerima materi didalam kelas dengan membawa perlengkapan :  alat tulis dan al Qur’an. Anak-anak juga diberi Materi Motivasi, Akhlaq, Aqidah Islam, Al-Qur’an, Dinul Islam, Muamalah, Tarikh juga berbagai lomba keterampilan dan pada saat menjelang berakhirnya kegiatan pesantren diadakan acara menyambung tali kasih dengan kaum dhuafa.
Semoga dengan kegiatan seperti ini dapat “menciptakan” generasi muda yang berilmu, beriman dan bertaqwa mulai dari sejak dini.